Skip to main content

Cara Mempelajari Tingkah Laku



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat allah swt. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami bisa menyelesaika tugas yang diberikan kepada kelompok kami yaitu pembuatan MAKALAH  yang sekaligus dipresentasikan di depan teman-teman.

Psikologi perkembangan kadang-kadang disebut juga psikologi anak atau psikologi genetic. Tingkah laku seorang dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan memerhatikan, menghayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwan.

Merupakan suatu harakan kami, semoga makalah kami dapat membrikan manfaat bagi kita semua, dan semoga apa yang menjadi kelebihan dalam diri kita masing-masing sekiranya bisa kita kembangkan lagi, atas kekurangan dan kesalahan kami dalam menyusun makalah ini kami aturkan minta maaf sebesar-besarnya.




Samata,  12 -  November - 2013

                    Penyusun




BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Psikologi perkembangan kadang-kadang disebut juga psikologi anak atau psikologi genetic. Tingkah laku seorang dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan memerhatikan, menghayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwan. Menurut Ribert Kwick (1974) tingkah laku adalah tindakan atau perilaku suatu organism yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Emisklopedia Amerika tingkah laku adalah sebagai suatu aksi reaksi organism terhadap lingkungan. Tingkah laku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tersebut akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.

B. Rumusan Masalah

   Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1.      Apakah pengertian dari tingkah laku?

2.      Bagaimana cara mempelajari tingkah laku?

B. Tujuan

            Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah adalah:

1.      Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan tingkah laku.

2.      Mengetahui cara apakah yang digunakan untuk mengamati tingkah laku.




BAB II

CARA MEMPELAJARI TINGKAH LAKU

A. Pengertian Tingkah laku

Dari sudut biologis tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organism yang bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Ribert Kwick (1974) tingkah laku adalah tindakan atau perilaku suatu organism yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.

Tingkah laku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Tingkah laku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tersebut akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.[1]

Menurut Drs. Sunaryo M.kes tingkah laku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan secara umum perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungan sebagai manivestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup.

B. Cara Mempelajari Tingkah Laku

            Tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan memperhatikan, menghayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwaan. Cara yang dipergunakan untuk anak-anak pada dasarnya ada persamaannya dengan cara yang dipergunakan untuk orang dewasa. Penyelidikan terhadap anak-anak harus lebih hati-hati dilakukan karena adanya perbedaan antara kejiwaan anak dengan kejiwaan orang dewasa.[2]

Menurut Clara dan William Stern, peneliti itu harus tepat waktu bekerjanya (secara kronologis), kemudian menyediakan daftar yang memuat initi kata, nomor halaman disusun menurut abjad . semua anjuran itu dimaksudkan agar sewaktu-waktu orang mudah menemukan catatan itu jika diperlukan kemudian hari.

            Ada beberapa metode atau cara-cara untuk menyelidiki tingkah laku yang digunakan oleh para ahli diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Metode Pengamatan (Observasi)

            Bila ingin mempelajari tingkah laku anak, misalnya bagaimana ia bermain, kita harus mengamati anak dari kejauhan tanpa diketahui oleh anak tersebut. Kita dapat mencatat tingkah laku yang kelihatan. Hendaknya pekerjaan mencatat itu dilakukan dengan teliti dan dicatat secepat-cepatnya. Pengamatan dapat ditujukan kepada anak terus menerus, atau ditujukan ke beberapa anak secara bergantian.

            Adapun cara pelaksanaan pada saaat melakukan observasi diantaranya adalah sebagai berikut:

     a. Pada tepi halaman dicatat tanggal berapa kejadian itu, keterangan umur dan sebagainya. Untuk  menyebut bahwa anak berumur 2 tahun 6 bulan cukup ditulis dengan tanda 2:6.

    b. Anak tidak mengetahui bahwa ia sedang diamat-amati. Hal ini ini dimaksudkan agar penelitian bebas bertindak dan gerak-gerik atau tingkah laku anak tidak berubah (dibuat-buat).

    c. Hasil pengamatan segera dicatat. Bila singkat waktunya sehingga tidak mungkin untuk mencatat seluruhnya, kita harus mampu membedakan aspek mana yang perlu dicatat dengan singkat saja atau menggunakan stenografi. Pelaksanaan observasi boleh dilakukan dua orang. Tugas orang yang pertama adalah mengajak anak bercakap, bermain-main dan bersenda gurau. Tugas orang kedua ialah mencatat apa yang didengar, asal jangan diketahui anak tersebut.

   d. Mampu membedakan antara kenyataan objektif dengan nilai-nilai hasil pengamatan, mengenal suasana yang meliputi jiwa anak pada waktu dilakukan pengamatan. Dengan demikian dilakukan penyelidikan mengetahui latar belakang yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala jiwa.

Adapun proses kejiwaan pada diri sendiri yang disebut introspeksi yaitu pengamatan yang dilakukan dengan sengaja memperhatikan atau mempelajari tingkah laku diri sendiri. Melakukan introspeksi berarti mempelajari jiwa sendiri, kesadaran tentang jiwa sendiri yang dapat dikenal secara langsung. Perbuatan mempelajari jiwa sendiri membutuhkan latihan dan pengertian.

Dan ekstropeksi yaitu pengamatan yang dilakukan dengan mempelajari kejiwaan orang lain. Jika pengamatan kejiwaan terhadap diri sendiri yang langsung dipelajari namun pengamatan pada diri orang lain hanya dapat kita duga. Hal-hal yang dapat diperhatikan hanya terbatas pada unsure-unsur yang dapat ditangkap pancaindra. Dengan memperhatikan perubahan roman muka dan perbuatan yang dilakukan orang lain, kemudian kita coba menduga isi hatinya untuk mengetahui apa yang sedang dipikirkannya. Bila cara memperhatikannya dilakukan dengan lebih teratur dan saksama dapat diharapkan akan diperoleh kesimpulan yang mendekati kenyataan. Misalnya, kemarin saya menerima telegram. Ketika membacanya hati saya terharu, kemudian mengeluarkan air mata. Tadi saya melihat orang sedang membaca. Dari kejauhan tampak air matanya berlinang. Saya duga orang tersebut juga terharu.

Dalam contoh diatas kita mencoba menetapkan bagaimana terjadinya proses kejiwaan pada diri orang lain hanya berdasarkan kenyataan yang dilihat dan ditambah sedikit dengan ingatan kita sendiri sebagai persamaan. Cara menarik kesimpulan seperti itu disebut analogi.  Untuk memperkecil kemungkinan keliru manusia dapat menggunakan kemampuan lain yang disebut kehalusan perasaan. Dengan kehalusan perasaan kita mampu menetapkan sikap yang tepat dalam pergaulan yaitu dengan menyelami isi hati orang lain. Bila kita berusaha memahami gerak-gerik orang lain, dalam usaha memahami itu dibutuhkan bantuan introspeksi. Sama maksudnya dengan untuk melakukan ekstrospeksi dibutuhkan bantuan introspeksi.




2. Metode Eksperimen dan Tes

            Penelitian terhadap anak-anak tidak mudah dilakukan. Alasannya pertama karena anak-anak

sangat sugestibel dan selalu berusaha menyenangkan hati si penanya. Alasan kedua karena sukar diketahui dengan jelas apa dimaksudkan oleh anak itu.

      a.       Eksperimen

Penggunaan eksperimen terhadap anak-anak hanya terbatas pada penyelidikan yang dapat diamati dengan alat indra karena gejala-gejala yang bersifat rohaniyah masih sangat samar-samar.

Dalam hal ini ada pula bentuk-bentuk perasaan kecewa, putus asa, rindu dan sebagainya.



      b.      Menggunakan Tes

Dua orang ilmuan berasal dari bangsa perancis yang benama Alfred Binet dan Simon, telah memperkenalkan skala inteligensi ynag pertama pada tahun 1905. Skala Binet terdiri dari 54 pertanyaan, masing-masing 5 pertanyaan untuk tingkat usia tertentu; jenjang pertanyaan yang paling mudah untuk usia 3 tahun, pertanyaan yang paling sukar untuk usia 15 tahun. Pengukuran kecerdasan dengan menggunakan tes Binet Simon diperkenalkan oleh L.M. terman dalam bukunya, the measurement of intelligence, pada tahun 1916. Kemudian Terman dan M.A. Merril melakukan penyempurnaan yang kedua kalinya pada tahun 1937. Dari hasil penyempurnaan itu mendapat lima tingkat kecerdasan, yaitu; sangat bodoh, bodoh, normal, pandai dan cerdas.



Anak anak sekolah sudah dapat diteliti kecerdasannya dengan menggunakan tes walaupun sebelum diputuskan hasilnya harus hati-hati dipertimbangkan karena hanya dapat menghasilkan pendapat ynag globalterhadap klompok yang besar. Tidak diperoleh dari hasil kesimpulan yang diteliti, dan hasil yang diperoleh kurang menggambarkan kecerdasan yang sebenarnya.



3.   Metode Klinis

Metode klinis suatu bentuk penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak ialah dengan cara mengamat-ngamati, mengajak bercakap-cakap, dan Tanya jawab. Penggunaan metode klinis merupakan gabungan dari eksperimen dan observasi. Pelaksanaan nya dengan cara mengamat-ngamati atas pertimbangan bahwa anak itu sendiri belum mampu untuk mengungkapkan isi pikirannya dan perasaannya dengan bahsa ynag lancar. Cara untuk memudahkan Tanya jawab dalam pelaksanaannya menggunakan daftar pertanyaan yang berisi bermacam-macam pertanyaan yang member petunjuk kepada isi si peneliti tentang pa saja yang harus diperhatikan.

Seorang ilmuan berasal dari bangsa perancis yang bernama Prof. JeanPiget menggunakan metode klinis untuk meneliti cara berfikir dan perkembangan bahasa anak-anak. Metode-metode observasi, klinis, eksperimen termasuk metode langsung karena metode itu dapat langsung memperoleh informasi dan data-data dari sumbernya.

Metode yang akan dikemukakan berikut ini disebut metode tidak langsung seperti angket, biografi dan buku harian.

4. Metode Pengumpulan

a. Angket

Bentuk angket berupa daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data-data dan informasi dari objek yang akan dipelajari. Daftar pertanyaan itu disampaikan kepada anak (responden) untuk memperoleh data dan informasi. kemudian melakukan pengolahan dan analisis terhadap data-data ynag terkumpul. Dengan angket ini kadang kadang mengalami hambatan karena anak itu sendiri belum menyadari akan manfaatnya bagi dunia pendidikan dimasa mendatang.




b. Biografi

Jiwa anak dapat dipelajari dan dipahami dengan riwayat hidupnya, baik yang mereka tulis sendiri maupun yang dituliskan dengan orang lain mengenai dirinyakedua karya itu dapat mengungkapkan jiwa orang yang memiliki biografi itu. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh orang yang punya riwayat dinamakan autobiografi. Riwayat hidup uang ditulis oleh orang lain dinamakan biografi. Kedua riwayat itu menjadi sumber yang berharga untuk mendapatkan bahan –bahan yang dapat digunakan untuk meneliti kejiwaan anak yang sedang diselidiki. 

c. Buku harian

Menyelidiki jiwa anak dengan melalui buku hariannya. Biasanya anak pubertas suka menulis buku hariannya. Buku itu sangat bermanfaat ntuk mengungkapkan kejiwaannya. Dalam hal ini kita harus hati-hati dalam mempelajarinya, karena tidak memberikan kesan kesan umum dan anak yang suka membuat buku harian untuk jangka waktu yang lama.




BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pembuatan makalah ini yang membahas tentang cara mempelajari tinkah laku dapat saya simpulkan. Bahwa ada beberapa metode, yaitu :

Metode pengamatan (obesrvasi), metode eksperimen, tes, metode klinis dan metode pengumpulan. Dalam metode observasi untuk mempelajari tingkah laku, misalkan pada anak. Menelti dengan cara mengamat-ngamati dari kejauhan apabila anak misalnya sedang bermain tanpa diketahui oleh anak tersebut dan mencatat apa yang dilakukan oleh nya. 

Dengan metode eksperimen itu mnggunakan atau dapat diamati dengan alat indera karena gejala gejala jiwa itu bersifat rohaniah masih sangat sama-samar. dengan menggunakan tes yaitu dengan memberikannya pertanyaan-pertanyaan sehingga dapat mengukur tingkah laku atau kecerdasan yang dimiliki si anak tersebut.

Kalau dengan metode klinis itu khusus diberikan kepada anak – anak dengan cara mengamat ngamati, mengajak bercakap cakap dantanya jawab sedang kan dengan metode pengumpulan itu ada beberapa penelitian dari muali pengumpulan angket, biografi dan buku harian.

B. Saran

Penyusun menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
 

DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli L,Drs.Psikologi Keluarga.Bandung:Remaja Rosdakarya Ofset,2013




[1] Ensiklopedia Amerika
[2] Drs. Zulkifli L, Psikologi perkembangan, (Bandung, 2012), hlm.8.

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku MELAWAN TAKDIR Karya Prof. Hamdan Juhanis

Melawan Takdir. Adalah  buku Otobiografi motivasi Hamdan Juhannis, dosen sekalgius professor termuda di Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudddin Makassar. Terbit pertama kali pada Juli 2013 hingga pada cetakannya yang keenam November 2013, Melawan Takdir bukanlah karya tulis pertama yang berhasil diterbitkan dari  seorang yang resmi menyandang gelar  professor atau guru besarnya pada usia 37 tahun itu. Jauh sebelum menulis otobiografi motivasi tersebut, ayah dari dua orang putri ini  telah aktif menulis berbagai opini yang dimuat di surat kabar. Prof. Hamdan Juhannis adalah seorang Profesor termuda. Dia enerjik, bugis humoris, dan pandai beretorika. Mungkin ini warisan dari Almarhum Ayahnya yang berprofesi sebagai penjual obat keliling. Dalam bukunya itu menceritakan perjalanan hidup seorang anak yatim miskin dari pedalaman Bone Sulawesi Selatan sampai mendapat gelar Ph.D di Australian National University (ANU), Canberra. ANU adalah universitas yang paling bergengsi di negeri

My Esai: Pesona Pantai Tanjung Bira

Pesona Pantai Tanjung Bira (Fitriani Ulma) Bulukumba, saat mendengar nama tempat ini mungkin sebagian besar dari anda berfikir apa itu? Bulukumba adalah sebuah wilayah yang berada di ujung paling selatan Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari. Bulukumba terletak sekitar 200 km dari ibu kota Sulawesi Selatan yaitu kota Makassar. Jika dilihat dari peta, posisi Bulukumba ada di kaki huruf K (Pulau Sulawesi sebelah kiri). Apabila Anda akan berkunjung ketempat ini dan mulai dari arah Makassar, Anda akan melewati empat kabupaten terlebih dahulu, yaitu Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Bantaeng. Bulukumba merupakan daerah pesisir. Bulukumba memiliki kawasan pantai yang saat ini menjadi primadona di Bulukumba yaitu Tanjung Bira yang terkenal dengan pantai pasir putih dan lautnya yang biru. Berpanorama alam nan indah dan terbentuk dari lekukan bibir pantai yang landai. Dan jika Anda ingin merasakan pemandangan laut seperti kolam yang luas atau pasir pan