Hari ini dua puluh tiga mei berulang Namun bukanlah kelahiran Melainkan rentan usia yang Tuhan titipkan Pun bukan pengulangan kelahiran Melainkan kepulangan yang mendekat jarak Dengan usia, aku mencinta dan dicinta Dengan usia, aku lahir menjadi puisi dari syair yang dititipkan Tuhan pada rahim ibuku Dengan usia, kaulah Tuhan yang mengatur segala cita hingga purna menjadi nyata Maka.. Untuk segala ucapan yang menjadi doa untukku Untuk banyak hal yang pernah aku semogakan Membatin ayat-ayatku Berdoa sajak-sajakku Dari bibir yang dikaruniakan untukku Terlantun lisan kesyukuran atas segala nikmat kehidupan Untuk usia yang sudah dua puluh tiga tahun lamanya Selasa, 23 Mei 2017
Terucap syukur untuk segala kenikmatan yang diberikan lewat langit yang memancarkan rona jingga. Menyaksikan dedaunan yang dengan syahdu menerima kehidupan. Siulan burung kenari yang menari di udara seolah memberikan isyarat bahwa dia pun sedang bersyukur kepadaNya. Aku pun yakin bahwa di belahan bumi lainnya ada gunung-gunung hijau yang menjulang, tampak megah dan asri atas kuasaNya. Langit senja perlahan berubah warna jingga keabu-abuan, nampak serasi dengan alunan ayat Ilahi yang dikumandangkan muadzin. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, ....” Suara adzan menggema membelah langit senja. T ampak beberapa derap langkah kaki menuju masjid Cheng Hoo . Rumah Allah yang terletak di sudut kota metropolitan itu selalu ramai dikunjungi. Orang tua, bapak-bapak, ibu-ibu, gadis dan para remaja, tak ketinggalan bocah-bocah kecil juga ber bondong-bondong datang melaksanakan shalat berjamaah ke masjid C...