Skip to main content

Surat Untuk Ukhtiku


" Kau Tetap Ukhtiku "
Hari demi hari kian berlalu…
Hari ini aku teringat akan dirimu ukhti
Masihkah kau yang dulu kukenal?
Masih kau ingatkah prasasti-prasasti yang telah kita ukir bersama?
Masih kau ingatkah saat kita sama-sama berjuang?

Menata akhlak di tengah kerasnya kehidupan
Meniti harapan di pelataran senja
Menanti cinta-Nya di ujung sajadah
Menyulam ukhuwah dengan indah
Menyatukan akal dalam air mata kebersamaan…

Walau dulu hati pernah bertanya
Apakah kau benar-benar peduli padaku?
Apakah kau benar-benar sayang padaku?
Apakah kehadiranmu di setiap suka dan dukaku  adalah bukti cintamu padaku?

Tetapi manusia bisa khilafkan?
Bisikku lagi menepis akan ketidak percayaanku
Lantaran hadirnya sebuah prasasti
Yang tak kusangka di dongengkan oleh bidadari sepertimu ukhtiku…

Itulah kelemahanku…
Yang terlalu diperbudak oleh amarah
Sehingga sulit tuk kubedakan
Antara kebaikan dan keburukan
Antara memberi dan menerima
Ataukah antara sahabat dan musuh

Ukhtiku…
Saat itu juga aku mulai tersadar akan kekelirunku selama ini
Yah, kekeliruanku akan kasih sayangmu….
Cinta….
Pengorbanan….
Dan perhatianmu ternyata begitu tulus kau berikan untukku

Ku ingin kembali menata asa bersamamu
Ku ingin kita saling memahami satu sama lain
Ku ingin kita saling menopang demi secuil senyum kebahagiaan
Karena aku tak menginginkan hadirya kebencian
Kiranya kita sama-sama membuka gerbang maaf
Yang  setelah sekian lama terkunci
Yang masih menyimpan sebilah sembilu yang menancap tajam di hati kita masing-masing…

Ukhtiku….
Bukankan kita tak ingin ukhuwah ini di goyah oleh kisah masa lalu?
Tak ingin melihat wajah manis kita semakin miris oleh tikaman perasaan ego masing-masing?
Karena kuyakin aku tanpa kamu, kamu tanpa aku
Tiap prasasti yang telah kita ukir bersama tak akan mempunyai arti sama sekali

Ukhtiku…
Dengarkan untaian kata demi kata yang kulontarkan untukmu
Masihkah kau seperti yang dulu?
Ataukah telah kau temui jati diri orang lain?
Yang menggantikan peranku dalam hidupmu?

Ukhtiku…
Ku ucapkan selamat malam untukmu
Sepertinya malam ini udara terlalu dingin
Untuk aku berlama-lama
Menatap rembulan dibalik jendela
Mengukir kembali keping-keping prasasti yang telah terlupakan…

Dengarkan aku sekali lagi
Kemarin ukhuwah kita sempat menjauh
Ketika ia hadir kembali…
Jemputlah ia…
Bak setetes air yang jatuh di telapak tanganmu
Biarkan telapak tanganmu tetap terbuka
Agara ‘Ukhuwah’ itu tidak menjauh lagi

Ukhtiku…
Mungkin aku hanya mampu mengarang kisah dalam imajiku
Karena setiap guguran daun akan berganti tunas baru
Dan tak mungkin kisah kelam akan terluang lagi
Karena aku yakin
Kau masih tetap menjadi ukhtiku sampai saat ini.

F.A Ulma 30/03/2014

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mempelajari Tingkah Laku

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat allah swt. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami bisa menyelesaika tugas yang diberikan kepada kelompok kami yaitu pembuatan MAKALAH   yang sekaligus dipresentasikan di depan teman-teman . Psikologi perkembangan kadang-kadang disebut juga psikologi anak atau psikologi genetic. Tingkah laku seorang dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan memerhatikan, menghayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwan. Merupakan suatu harakan kami, semoga makalah kami dapat membrikan manfaat bagi kita semua, dan semoga apa yang menjadi kelebihan dalam diri kita masing-masing sekiranya bisa kita kembangkan lagi, atas kekurangan dan kesalahan kami dalam menyusun makalah ini kami aturkan minta maaf sebesar-besarnya. Samata,   12 -   November - 201 3                     Pen yusun BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Psikologi perkemb

Resensi Buku MELAWAN TAKDIR Karya Prof. Hamdan Juhanis

Melawan Takdir. Adalah  buku Otobiografi motivasi Hamdan Juhannis, dosen sekalgius professor termuda di Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudddin Makassar. Terbit pertama kali pada Juli 2013 hingga pada cetakannya yang keenam November 2013, Melawan Takdir bukanlah karya tulis pertama yang berhasil diterbitkan dari  seorang yang resmi menyandang gelar  professor atau guru besarnya pada usia 37 tahun itu. Jauh sebelum menulis otobiografi motivasi tersebut, ayah dari dua orang putri ini  telah aktif menulis berbagai opini yang dimuat di surat kabar. Prof. Hamdan Juhannis adalah seorang Profesor termuda. Dia enerjik, bugis humoris, dan pandai beretorika. Mungkin ini warisan dari Almarhum Ayahnya yang berprofesi sebagai penjual obat keliling. Dalam bukunya itu menceritakan perjalanan hidup seorang anak yatim miskin dari pedalaman Bone Sulawesi Selatan sampai mendapat gelar Ph.D di Australian National University (ANU), Canberra. ANU adalah universitas yang paling bergengsi di negeri

My Esai: Pesona Pantai Tanjung Bira

Pesona Pantai Tanjung Bira (Fitriani Ulma) Bulukumba, saat mendengar nama tempat ini mungkin sebagian besar dari anda berfikir apa itu? Bulukumba adalah sebuah wilayah yang berada di ujung paling selatan Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari. Bulukumba terletak sekitar 200 km dari ibu kota Sulawesi Selatan yaitu kota Makassar. Jika dilihat dari peta, posisi Bulukumba ada di kaki huruf K (Pulau Sulawesi sebelah kiri). Apabila Anda akan berkunjung ketempat ini dan mulai dari arah Makassar, Anda akan melewati empat kabupaten terlebih dahulu, yaitu Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Bantaeng. Bulukumba merupakan daerah pesisir. Bulukumba memiliki kawasan pantai yang saat ini menjadi primadona di Bulukumba yaitu Tanjung Bira yang terkenal dengan pantai pasir putih dan lautnya yang biru. Berpanorama alam nan indah dan terbentuk dari lekukan bibir pantai yang landai. Dan jika Anda ingin merasakan pemandangan laut seperti kolam yang luas atau pasir pan