Tak ada kehidupan yang utuh dan sempurna, Begitupun dengan kehidupanku… Dunia telah membutakan hatiku seperti awan menutup bulan Hawa nafsu telah membelengguku seperti tahanan dipenjara Kesombongan telah membodohi aqidahku Syetan telah menjerumuskanku kepadang maksiat Sementara… Kesibukan duniawi kukejar demi sebuah pencapaian. Saat adzan-Mu berkumandang, aku masih berkutat dengan tumpukan kesibukan. Saat asma-Mu dilantunkan, aku pun tak bergeming melafadzkannya. Aku justru terbuai dengan kenikmatan dunia fatamorgana. Ya Rabb… Ratusan duafa, anak yatim piatu membutuhkan belas kasih dariku Aku malah sibuk menghitung pundi-pundi kekayaan Bahkan menyaksikan mereka dengan penuh keangkuhan… Ya Rabb… Terkadang aku lebih khusyuk di depan ponsel mungil itu? Mengapa setiap dentingannya begitu menggodaku? Terkadang waktuku tersita habis menanggapi pesan-pesan tak bermakna Mengapa bukan ayat-ayat suci-Mu yang kulantunkan di setiap hariku? Mengapa hati...
Di sinilah aku melepaskan kecamuk rasa. Bukan apa-apa, hanya saja serpihan kenangan yang tidak pernah utuh dilakoni.