Skip to main content

Puisi Kembali FITRAH

Tak ada kehidupan yang utuh dan sempurna, Begitupun dengan kehidupanku…
Dunia telah membutakan hatiku seperti awan menutup bulan
Hawa nafsu telah membelengguku seperti tahanan dipenjara
Kesombongan telah membodohi aqidahku
Syetan telah menjerumuskanku kepadang maksiat
Sementara… Kesibukan duniawi kukejar demi sebuah pencapaian.
Saat adzan-Mu berkumandang, aku masih berkutat dengan tumpukan kesibukan.
Saat asma-Mu dilantunkan, aku pun tak bergeming melafadzkannya.
Aku justru terbuai dengan kenikmatan dunia fatamorgana.
Ya Rabb…
Ratusan duafa, anak yatim piatu membutuhkan belas kasih dariku
Aku malah sibuk menghitung pundi-pundi kekayaan
Bahkan menyaksikan mereka dengan penuh keangkuhan…
Ya Rabb…
Terkadang aku lebih khusyuk di depan ponsel mungil itu?
Mengapa setiap dentingannya begitu menggodaku?
Terkadang waktuku tersita habis menanggapi pesan-pesan tak bermakna
Mengapa bukan ayat-ayat suci-Mu yang kulantunkan di setiap hariku? 
Mengapa hati ini menjadi segan berzikir menyebut nama-Mu? 
Terkadang pula aku lebih asyik dengan kesibukan duniawi.


Wahai Ar Rahman Ar Rahim…
Kumohonkan simpuh sujudku penuh pengharapan
Menundukku pada bumi-Mu, Menengadahku pada langit-Mu...
Sujud keningku pada titik terendah kuasa-Mu
Mengemis keridhoan-Mu menghapus dosa-dosa hamba-Mu...
Ya Rabb…
Sungguh aku ingin bersujud padamu

Bersungkur….
Membaca untaian kalam-Mu
Membasahi lisan dengan Tahmid dan Istigfar
Ditengah oase keimanan bersama untaian kasih sayang-Mu.
Wahai Al Ghafar Al Wasi
Sungguh tiada yang aku harapkan
Selain bersuci di oase Ramadhan-Mu….
Jalan terang dengan lentera kesejukan kalbu.
Ampuni aku Ya Rabb…
Yang sejenak abaikan-Mu, lupakan-Mu dalam pijak khilafku...
Dosa ku bagai buih dilautan yang bergelimang, Pijak langkah penuh kenistaan
Jejak sesal pernah durhakaimu Ya Rabb…

Ya Robb…
Nadiku diujung penantian, Takdirku dalam gengam-Mu
Luruskan hati, jagalah imanku sampai ajal menjemput….
Di bilik Ramadhan-Mu, kusandarkan asa…
Pengampunan-Mu kumohonkan, Rahmat-Mu kuharapkan
Untuk kembali FITRI


F.A Ulma
Jumat, 27 Juni 2014

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku MELAWAN TAKDIR Karya Prof. Hamdan Juhanis

Melawan Takdir. Adalah  buku Otobiografi motivasi Hamdan Juhannis, dosen sekalgius professor termuda di Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudddin Makassar. Terbit pertama kali pada Juli 2013 hingga pada cetakannya yang keenam November 2013, Melawan Takdir bukanlah karya tulis pertama yang berhasil diterbitkan dari  seorang yang resmi menyandang gelar  professor atau guru besarnya pada usia 37 tahun itu. Jauh sebelum menulis otobiografi motivasi tersebut, ayah dari dua orang putri ini  telah aktif menulis berbagai opini yang dimuat di surat kabar. Prof. Hamdan Juhannis adalah seorang Profesor termuda. Dia enerjik, bugis humoris, dan pandai beretorika. Mungkin ini warisan dari Almarhum Ayahnya yang berprofesi sebagai penjual obat keliling. Dalam bukunya itu menceritakan perjalanan hidup seorang anak yatim miskin dari pedalaman Bone Sulawesi Selatan sampai mendapat gelar Ph.D di Australian National University (ANU), Canberra. ANU adalah universitas yang paling b...

Resensi Film I'm Not Stupid

I’m Not Stupid adalah sebuah film yang menceritakan tentang anak remaja yang sedang menjalani kehidupan dengan bakat yang dimilikinya akan tetapi keadaan lingkungan baik itu lingkungan keluarga dan sekolah yang seolah-olah tidak mendukung mereka. Dan film ini juga khusus ditujukan kepada orang tua yang memiliki kesibukan masing-masing demi mendapatkan kekayaan yang berlimpah serta kepada orang tua yang mendidik anaknya secara fisik.   KELUARGA PERTAMA:   Tom diperankan oleh ( Shawn Lee ) dan Jerry di perankan oleh ( Ashley Leong ) berasal dari keluarga yang berada atau keluarga yang kaya dan serba berkecukupan , namun kedua orang tua mereka adalah orang tua yang   begitu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing,   sehingga orang tua tidak memiliki waktu buat anak-anak mereka sedikit pun bahkan untuk berkomunikasi pun sangat susah, bagaikan sebuah penjara dalam keluarga dengan mulut serba tertutup, tidak punya kesempatan untuk berkata apa pun, bahkan wak...

Surat Untuk Ukhtiku

" Kau Tetap Ukhtiku " Hari demi hari kian berlalu… Hari ini aku teringat akan dirimu ukhti Masihkah kau yang dulu kukenal? Masih kau ingatkah prasasti-prasasti yang telah kita ukir bersama? Masih kau ingatkah saat kita sama-sama berjuang? Menata akhlak di tengah kerasnya kehidupan Meniti harapan di pelataran senja Menanti cinta-Nya di ujung sajadah Menyulam ukhuwah dengan indah Menyatukan akal dalam air mata kebersamaan… Walau dulu hati pernah bertanya Apakah kau benar-benar peduli padaku? Apakah kau benar-benar sayang padaku? Apakah kehadiranmu di setiap suka dan dukaku   adalah bukti cintamu padaku? Tetapi manusia bisa khilafkan? Bisikku lagi menepis akan ketidak percayaanku Lantaran hadirnya sebuah prasasti Yang tak kusangka di dongengkan oleh bidadari sepertimu ukhtiku… Itulah kelemahanku… Yang terlalu diperbudak oleh amarah Sehingga sulit tuk kubedakan Antara kebaikan dan keburukan Antara memberi dan menerima Ata...