“Allahumma wa mudzhiba al-ba’si anta
asy-syaafi, laa syafiya illa syifaauka, syifaan la yughadiru saqaman : Ya Allah
ya Tuhan kami, hanya Engkaulah yang menghilangkan kesedihan, Engkaulah yang
Maha menyembuhkan, Tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali hanya Engkau yang
menyembuhkan, sembuh tanpa terasa sakit.”
Ya
Allah.. Aku tau Engkau bagitu sayang padaku, sehingga Engkau memberikan ujian
ini. Rasa sakit yang menyayat hati setiap detik waktuku. Rasa kecewa yang
menggerogoti tiap detak jantungku. Kenyataan telah membuat hatiku terluka.
Waktu telah ikrarkan kepalsuan rasa. Siang yang terang benderang bagiku mendung
yang siap menumpahkan tangisnya. Atas puing luka yang telah digoreskan dan
seutas kenangan hingga menggerogoti urat nadiku.
Perlahan,
aku sudah mulai sembuh melalui proses waktu yang tidak sebentar. Rasa sakit itu
tak lagi mencabik-cabik hatiku. Aku sudah bisa sedikit demi sedikit melupakan
kejadian pahit itu dan merasa seperti tak pernah terjadi apa-apa. Aku bisa bangkit
dari keterpurukan kemarin. Meskipun bila aku melihatnya, rasa perih itu masih
ada. Tetapi aku bersyukur aku sudah mulai membaik. Lambat laun aku pasti
terpulihkan dan mulai bisa menerima kenyataan.
Allah,
Engkau laksana badai yang mengamuk dan aku adalah debu yang diterbangkan.
Engkau ciptakan aku mempunyai kaki tetapi tak diberikan tempat tuk berpijak.
Engkau bubuhkan benih-benih cinta di hatiku tapi mengapa Engkau tumbuhkan pula
rumput yang berduri.
Namun,
Aku bisa berpikir hikmah dari kejadian ini. Engkau hendak mendewasakanku dengan
menaburkan berbagai duri yang membuat kakiku berdarah-darah tuk melewati
penghianatan darinya. Engkau ingin aku lebih banyak bersyukur dengan
penderitaan dan rasa kecewa ini karena Engkau hendak menguji keimananku. Engkau
ingin aku tau bahwa aku mempunyai seseorang yang begitu mencintaiku karena-Mu.
Seseorang yang siap dengan telinganya untuk mendengar apa yang aku katakan.
Seseorang yang siap untuk ku pinjam bahunya saat letih mendera hari-hariku.
Padamu
yang pernah mematrikan cinta untukku. Aku bersyukur atas anugerah Allah berupa
dirimu yang pernah singgah dalam kehidupanku, meskipun menyisahkan sebuah luka
yang kau goreskan dalam lubuk hati ini. Terimahkasih atas semua rasa sakit yang
kau berikan dengan manis. Walau ada satu hal yang tidak ku mengerti dan tidak
aku terima dengan nalarku, aku ingin tetap bisa bersyukur dan mengucapkan terimah
kasih kepadamu atas pengalaman cinta yang pernah kau patrikan untukku. Biarlah
pengalaman itu kusimpan rapi dan kujadikan memori dalam catatan hidupku.
Karena
kamu, aku bisa belajar untuk menjadi seseorang yang lebih kuat. Menyembunyikan
apa yang harus di sembunyikan agar tidak terlihat lemah di mata orang. Agar orang-orang yang
berada disekelilingku pun tak tau kepedihan yang sedang akau rasakan. Agar tak
ada tumpahan air mata di pipi mereka yang betul-betul menyayangi saat melihatku
sedang menderita karena ulahmu. I WANNA BE A STRONG GIRL
Telah
banyak air mata yang kutumpahkan namun tak bisa mengobati luka ini secara
keseluruhan. Tangisku di hari kemarin sudah cukup menunjukkan bahwa aku belum
bisa menata lukaku sendiri. Tapi aku jadi tau bahwa semua yang aku lakukan
adalah perbuatan yang sia-sia.
Ya
Allah.. ingin segera ku menghentikan laju darah yang menyiksaku. Ingin segera
ku menyambut sejuk pagi setelah sekian lama menghabisiku dengan kelamnya malam.
Ingin segera ku menatap hari tanpa air mata dan mengatakan selamat tinggal masa
yang suram.
Setelah
cinta ini kupatrikan untuknya ternyata cinta ini berakhir begitu menyakitkan. Cinta
ini melemahkanku. Dia bukan lagi matahari dan bintang untukku. Ya Allah..
Engkau yang memberikan aku cinta padanya. Aku kembalikan cinta ini pada-Mu. Aku
mau cinta yang menguatkanku bukan cinta yang melemahkanku. Ya Allah.. Beri aku
kemampuan untuk lebih sabar, ikhlas dan memaafkan dia. Karena aku tau bahwa
hidupku belum berakhir, hidupku akan terus berlanjut dan itu harus aku jalani.
Hidup ini terlalau kejam jika hanya diisi dengan kesedihan dan hanya diisi
dengan memori masa lalu yang suram.
Allah, peluk aku dalam lindungan-Mu. Jauhkanlah aku dari cahaya cinta
yang sia-sia. Belailah aku dengan pancaran nur-Mu yang agung nan suci. Jaga aku
selalu di jalan-Mu
agar aku selalu bersyukur atas nikmat yang telah Engkau berikan padaku.
Aku
ingin bangkit dan melupakan semua kisah itu agar aku bisa mengikhlaskan
kekecewaan ini. Ku patrikan semua harapanku pada-Mu. Biarlah kasih-Mu dan dan
cinta-Mu yang terus bersinar dan bernaung didalam hatiku karena kasih dan
cinta-Mu tidak akan mengecewakanku. Dan jika aku tak mampu melupakannya,
izinkan sakit ini sebagai penghapus dosaku.
F.A
Ulma
Jumat,
08 Agustus 2014
Comments