Plaaaakkkk praaaakkkkkk, buummm ciiinnnnngggg....
"Hikmaaaaaaahhhh bangun, katanya mau cepat berangkat kuliah. Coba lihat jam dinding sudah pukul berapa sekarang?"
"Hikmaaaaaaahhhh bangun, katanya mau cepat berangkat kuliah. Coba lihat jam dinding sudah pukul berapa sekarang?"
***
Suara panci, sendok bahkan omelan terdengar nyaring di telingaku pagi itu. Namun masih saja tubuh ini terbaring dengan menikmati belaian lembut rintik hujan nan merdu bak dentigan gelas-gelas kaca yang sengaja disimponikan.
“Immmaaaaahhhh.... mau kuliah atau tidur? Muslimah kok malas bangeettt.” Teriak tante cerewet yang agak bernada keras kepadaku. Tante yang sudah tiap hari kupanggil ibu.
Hampir seluruh organ tubuh bereaksi setelah mendengar teriakan ibu barusan. Sambil kumemandang ke arah sebuah benda kecil yang terpajang di dinding, lidah yang tak bertulang biasanya berdendang kesana-kemari tuk mengawali pagiku tak mampu menyaring kata tuk diiramakan, teriakan itu terngiang-ngiang begitu jelas di telingaku. Muslimah malas.
Hampir seluruh organ tubuh bereaksi setelah mendengar teriakan ibu barusan. Sambil kumemandang ke arah sebuah benda kecil yang terpajang di dinding, lidah yang tak bertulang biasanya berdendang kesana-kemari tuk mengawali pagiku tak mampu menyaring kata tuk diiramakan, teriakan itu terngiang-ngiang begitu jelas di telingaku. Muslimah malas.
***
Jarum jam telah menunjukkan pukul 06:47, kaki tersentak dan melangkah begitu cepat dari pembaringan. Tergesa-gesa dan terburu-buru mengawali pagiku. Tetesan air hujan ternyata membahasahi lantai rumahku.
Sssssssssuuuuuuurrrrrrrrrr pppphhhhhaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk.......!!
"Addduuhhh mah, aku jatuh" ~_~.......
"Jidadku juga ikut penyok nih akibat terbentur," gumamku kesakitan.
"Jjjiiiiaahhhhh, Mimpi apa aku semalam??? Masih pagi sudah berbagai macam hukuman yang menimpa diriku.!"
"Addduuhhh mah, aku jatuh" ~_~.......
"Jidadku juga ikut penyok nih akibat terbentur," gumamku kesakitan.
"Jjjiiiiaahhhhh, Mimpi apa aku semalam??? Masih pagi sudah berbagai macam hukuman yang menimpa diriku.!"
***
Tingting-tingting.........!
Terdengar suara telpon genggam mungil milikku, pertanda pesan masuk. Di manaaa.... di mana handphone ku?
Pesan pertama:
“Ukhti, sekarang sudah di mana? Aku tunggu di kamar yah? Di Rusunawa.”
Terdengar suara telpon genggam mungil milikku, pertanda pesan masuk. Di manaaa.... di mana handphone ku?
Pesan pertama:
“Ukhti, sekarang sudah di mana? Aku tunggu di kamar yah? Di Rusunawa.”
Pesan kedua:
“Ukhti, saya sudah ada di kampus, fakultas kesehatan gedung baru. Jangan lupa aku pesan 500rb siomay yah? Saya sudah dari tadi menunggu, kalau bisa ukhti cepat yah? Soalnya saya mau asistensi pagi-pagi, takutnya tidak diizinkan keluar sama asisten.”
“Ukhti, saya sudah ada di kampus, fakultas kesehatan gedung baru. Jangan lupa aku pesan 500rb siomay yah? Saya sudah dari tadi menunggu, kalau bisa ukhti cepat yah? Soalnya saya mau asistensi pagi-pagi, takutnya tidak diizinkan keluar sama asisten.”
OMG, ternyata teman-temanku sudah menunggu pesanan siomay yang harus kuantar jam 06:30 tadi. Teringat lagi teriakan ibu beberapa menit yang lalu “Muslimah malas”. Aku memang muslimah, tapi muslimah malas.
Seakan darah mengalir di luar jalur bilik Kiri-Aorta-arteri tidak ke seluruh tubuh. Pikiran tidak stabil seakan melayang tak tentu arah yang tak ada artinya, perasaan pun tidak bisa kubahasakan dengan beberapa peristiwa barusan.
Tiba-tiba dari jauh sudah tercium aroma siomay yang sepertinya sementara dipanaskan. Terlihat ibu yang sedang memanasi siomay pesanan temanku yang akan segera kuantarkan ke mereka. Di sisi lain ibu memang cerewet namun di sisi lain pula tak mungkin ibu melihat anaknya kesusahan, kualahan dan kerepotan. Sembari hati berkata:
"Terimah kasih bu"
“Pagi ini meskipun kau menyuguhkanku dengan teriakan panas, namun aku sadar bahwa semua itu adalah bentuk perhatian kecil untuk anakmu.”
***
Astagfirullah.....!!
Tiba-tiba aku teringat bahwa hari ini aku juga kuliah pukul 07:30, sedangkan aku harus mengantarkan pesanan teman-temanku terlebih dahulu sebelum masuk kuliah. Tanpa pikir panjang setelah siomay siap tuk diantar segera kutinggalkan rumah menuju kampus UIN. Kutarik tas, kunci motor, kuangkat siomay dan kuletakkan di motor scoopy butut milikku. Tanpa pamit, kutarik gas motor sekencang-kencangnya.
Tiba-tiba aku teringat bahwa hari ini aku juga kuliah pukul 07:30, sedangkan aku harus mengantarkan pesanan teman-temanku terlebih dahulu sebelum masuk kuliah. Tanpa pikir panjang setelah siomay siap tuk diantar segera kutinggalkan rumah menuju kampus UIN. Kutarik tas, kunci motor, kuangkat siomay dan kuletakkan di motor scoopy butut milikku. Tanpa pamit, kutarik gas motor sekencang-kencangnya.
"Cyyyukk....Cyuuuuuuuuukkkk... cyuuukkk..." (suara anak ayam)
"Kotek-koteeeeeeekk....kokkokkkooooteeeeekkkkk....." (suara ibu ayam)
"Kotek-koteeeeeeekk....kokkokkkooooteeeeekkkkk....." (suara ibu ayam)
Laju motor yang aku kendarai tak dapat kukendalikan seketika, karena sudah melaju dengan cepat. Ayam-ayam warga yang ada di kompleks perumahanku berhamburan.
Bbrrrrrrrrrraaaaaaaaaaacccccckkkkkkkk.....
"Innalillah... aku menabrak ayam."
Tanpa perasaan tak bersalah, dengan santai kukatakan.....
"Kabuuuuuurrrrrrrrrrrr!!!!!"
"Innalillah... aku menabrak ayam."
Tanpa perasaan tak bersalah, dengan santai kukatakan.....
"Kabuuuuuurrrrrrrrrrrr!!!!!"
Dengan perasaan terburu-buru, tergesa-gesa dan was-was kutarik gas scoopyku dengan kencang dengan kecepatan 60 di jalan yang berbatu. Setelah keluar dari perumahan dengan kecepatan motor yang tetap akan tetapi suasana agak macet dan kebanyakan yang lalu lalang adalah kendaraan mobil rata-rata beroda 8 dan 10.
Karena kuterburu-buru mengejar waktu kumencoba tuk ngebut, melambung kendaraan yang ada di depanku, tiba-tiba dari lawan arah jalanku tiba-tiba lewat pula seseorang yang mengendarai sepeda motor. Akibat dari kesalahanku dalam mematuhi aturan lalu lintas, orang itu hampir saja terjatuh dan tertabrak kendaraan yang ada di depannya.
Bumbbbuuummmmm.... pakpapapapaaaaakkkkkkkk......(suara motor yang lagi terjebak di jalan rusak)
"Walaaaaaahhhhhh Neng......."
"Anda ini muslimah atau pembalap yoooo?"
"Anda ini muslimah atau pembalap yoooo?"
"Mengendarai itu harus hati-hati lo neng, kalau begini caranya aku yang repottt. Teriak si orang jawa yang hampir kutabrak.
Sempat kasihan, mau menolong angkat sepeda motornya namun waktuku tak begitu banyak. Dari jarak sekitar 20mtr aku hanya berteriak, "Maaf pak, aku buru-buru semoga ketemu dilain waktu yaaahh..... "Ddaaaaaaaaaaahhhhh."
***
Dari jarak sekitar 50mtr terlihat dari depan ada polisi yang menurutku kerjaannya hanya mencari kesalahan para pengendara yang tidak lengkap.
"Aaaaaaahhhhhhh, OMG."
"Aaaaaaahhhhhhh, OMG."
Kulihat kepalaku dari kaca spion sepeda motorku...
Aku baru sadar bahwa aku sedang tidak memakai helm sekarang. Cetusku dengan nada gemetaran..... hukuman apa lagi yang akan kudapat sekarang??
Aku baru sadar bahwa aku sedang tidak memakai helm sekarang. Cetusku dengan nada gemetaran..... hukuman apa lagi yang akan kudapat sekarang??
Dengan ekspresi yang sok tidak merasa bersalah sama sekali, aku gas poooll sepol-polnya kendaraanku sehingga bebas dari polisi itu.
"Alhamdulillah," cetusku.
Namun dengan laju motor yang masih kencang ternyata polisi berdiri yang kuhindari malahan di depan ada polisi tidur.......
Aaaaaaaaaahhhh...... mati aku mamaaaaaaa’........................
Bbbbbbyyyyyuuurrrrr prrrraaaaccckkkk....
Bbbbbbyyyyyuuurrrrr prrrraaaaccckkkk....
Ternyata di depan masih ada kerbau yang mungkin saja akan merengguk nyawaku. Kucoba tuk menghindari kerbau-kerbau itu, namun teryata kerbau itupun ikut kaget sehingga mereke kesana kemari tak tau mau kemana.
Dengan sekuat tenaga menahan rem scoopyku, namun semuanya sia-sia.
Bbrrrraaaaaaaaaaaaaccccccckkkkkkkkkkkkk.
Nggggooooooeeeeekkkk...... (suara kerbau)
Prrraaaaaacccccckkkkkk, bbbbuuummmm...... (aku terjatuh)
"OMG. Pantatku yang tadi terpeleset belum sembuh, sekarang jatuh lagi. Terasa sudah mau copot."
Nggggooooooeeeeekkkk...... (suara kerbau)
Prrraaaaaacccccckkkkkk, bbbbuuummmm...... (aku terjatuh)
"OMG. Pantatku yang tadi terpeleset belum sembuh, sekarang jatuh lagi. Terasa sudah mau copot."
***
"Selamat pagi dek... ada apa ini?" Pak polisi bertanya.
"OM sudah liat saya jatuh begini masih saja bertanya ada apa? Bukannya di bantuin malah bertanya." Jawabku nyolot.
"Dek ada KTP nya?"
"Buat apa OM? Biasanya juga polisi bertanya mana SIM sama STNK nya dek?" jawabku Sambil menarik KTP.
"Namanya hikmah yah dek?"
"Iya om, kenapa?"
"Ngak, Cuma mau bilang semoga apa yang terjadi hari ini ada hikmahnya yang bisa adek petik," Jawabnya dengan santai.
"Adek identitasnya disini muslim, kalau saya liat adek juga muslimah....
Tapi MUSLIMAH atau PEMBALAP???????????????"
"OM sudah liat saya jatuh begini masih saja bertanya ada apa? Bukannya di bantuin malah bertanya." Jawabku nyolot.
"Dek ada KTP nya?"
"Buat apa OM? Biasanya juga polisi bertanya mana SIM sama STNK nya dek?" jawabku Sambil menarik KTP.
"Namanya hikmah yah dek?"
"Iya om, kenapa?"
"Ngak, Cuma mau bilang semoga apa yang terjadi hari ini ada hikmahnya yang bisa adek petik," Jawabnya dengan santai.
"Adek identitasnya disini muslim, kalau saya liat adek juga muslimah....
Tapi MUSLIMAH atau PEMBALAP???????????????"
Aku hanya mampu menjawabnya dengan sebuah senyuman bercampur malu, kata-kata ibu dirumah tadi mungkin esok atau lusa sudah terlupakan, perkataan orang jawa tadi masih samar-samar terdengar ditelingaku sehingga aku tak menggubrisnya namun kata-kata pak polisi ini sangat berkesan buat saya dan tak akan kulupakan.
***
_Fitriani ulma_
Comments