Atas takdir seorang ibu yang mengandungku
Melahirkanku
dengan derita
Bahkan
nyawa kau pertaruhkan
Demi
aku yang lemah tak berdaya
Maaf
ibu…
Jika
hanya tangis yang dapat kuberikan untukmu
Ketika
pertama kali,
Ketika
pertama kali kau tunjukkan dunia
Maafkan
aku ibu…
Jika
kau harus terbangun dikegelapan malam
Karena
aku yang merengek kehausan
Tuhan
ampuni aku…
Yang
selalu menyusahkan ibu
Wanita
bijaksana yang membesarkanku
Mengajariku
tentang arti kehidupan
Senyumanmu
mampu menyembunyikan lelahmu
Hari-harimu,
Siang bahkan mamlampun
Kelelahan
selalu menggerogoti tubuhmu
Aku
bangga padamu ibu
Tak
sedikitpun yang bisa menghentikan langkahmu
Walau
seonggok cacian, hinaan
Yang
selalu dilontarkan oleh mereka
Yaaahh….
Dengan
santai kau hanya berkata
Anakku,
tulikan pendengaranmu
Anggap
saja itu adalah suara-suara sumbang tak bermakna
Ibu, Kutahu…
Tanganmu tak
pernah lepas berharap untukku
dalam setiap
do’a yang kau panjatkan
Ibu, Kutahu…
Senyummu
selalu menyapa
dalam setiap
kata cinta yang keluar dari lisanmu
Ibu, Kutahu…
Mata hatimu
selalu terjaga dalam setiap derapku
Namun…
Bukan
setumpuk emas yang kau harapkan dalam kesuksesanku
Bukan
juga gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilanku
Bukan
pula sebatang perunggu dalam kemenanganku
Tapi,
keinginan hatimu hanyalah untuk
membahagiakanku
Tetes
keringatmu wahai ibundaku
Tak
akan kubalas dengan kegagalan
F.A Ulma
Comments