(Fitriani Ulma)
Lelakiku…Demi hujan yang tak pernah letih menyirami kuncup bunga
Demi hujan telah kupatrikan namamu di kedalaman hatiku
Meski ku tahu hatimu milik wanita lain
Lelakiku…
Ku goreskan ceritra asaku tentangmu
Lewat dawak dawak cinta yang telah kutuang untukmu
Ku mulai dengan senyuman yang terpatri direlungku
Sekalipun senyummu bukanlah untukku
Sekalipun senyummu telah menjadi milik wanita lain
Sekalipun ku tak berhak memanggilmu lelakiku
Sekalipun ku tak berhak menggoreskan syair syair cinta untukmu
Hembusan angin menyapa merdu dendangkan nyanyian rindu
Sejuk terasa disetiap aliran darah
Berkhayal bersama bayang bayangmu
Mengobati kerinduan yang membeku dalam jiwa
Waktu berjalan teramat perlahan
Termenung, terpaku oleh sihir bayangmu
Rindu… Rindu… Rindu…
Aku merindukanmu, lelakiku
Tiupan seruling kerinduan mengalun indah
Di antara ranting ranting pohon asmara
Tak lengah berharap
Kiranya angin menghantarkan asaku pada dia, lelakiku
Bahwa aku disini merinduinya.
Gowa, 30 Desember 2014
Comments