Dari pada kita terus menerus menyibukkan dan melelahkan diri kita
dengan mengorek-ngorek atau mencari-cari kesalahan dan kelalaian orang
lain, bukankah lebih baik kita berpikir positif? Coba tanyakan dengan
jujur pada diri kita sendiri, sudah mampukah kita berbuat lebih baik
dari orang yang kita korek-korek kesalahannya?
Istilahnya, jangan cuma sekedar bisa mencari-cari kesalahan orang lain.
Apakah kita sudah lebih baik darinya, sama dengannya atau lebih buruk
darinya? Mampukah kita berbuat seperti dia, sebaik dia, atau lebih baik
dari dia? Dan kalaupun ternyata kita memang mampu berbuat lebih baik
dari pada orang yang kita cari-cari kesalahannya, maka bersyukurlah.
Tapi saya yakin orang baik tidak akan mempunyai pikiran senegatif itu.
Saat seseorang melakukan sesuatu yang benar-benar buruk, ketahuilah
bahwa orang tersebut memiliki alasan tersendiri. Misalnya dalam sebuah
perceraian, kadang kita berada dalam posisi yang bingung apakah harus
menilai orang itu salah atau tidak. Yang jelas, kita hanya bisa melihat
dia sebagai sosok yang tak sempurna dan kita pun sama tidak sempurnanya
dengan mereka. Ingat, kalau perlu dicatat bahwa kita juga manusia biasa
sama seperti dia.
Coba deh bayangkan bila kita berada dalam
posisi yang kurang menguntungkan dan orang menjudge kita tanpa tahu
alasan kita yang sebenarnya. Pasti tidak menyenangkan bukan? Kita juga
tidak mungkin melakukan penjelasan secara personal kepada mereka satu
per satu. Yang ada malah bikin capek dan menimbulkan pertanyaan baru.
Jadi plissss deh, jangan pernah terburu-buru menjudge orang lain dengan
begitu mudah.
Bagaimana jika sebenarnya kita tidak tahu fakta di
balik sebuah kejadian. Jadi apa yang kita lihat belum tentu merupakan
hal yang sebenarnya. Bisa saja itu hanya merupakan sebuah pencitraan.
Misalnya dalam sebuah situasi perselingkuhan. Belum tentu si
penyelingkuh salah dan belum tentu yang diselingkuhi adalah pihak yang
benar. Tengsin dong ya.. kalau nggak tahu apa-apa jangan sembarangan
judge orang, tau-taunya ternyata salah sasaran. Malu sendiri maki!
Aneh kan, umur sudah tua tapi perilaku masih kayak anak ingusan.
Sedikit-sedikit tak saling menyapa (komunikasi terputus) kayak anak SD
bukan? Apalagi kalau tuh mulut sudah berceloteh (merasa paling benar)
kayak ngak pernah kenal pendidikan. hehehe! Semoga kita bukan orang yang
seperti itu.
(Fitriani Ulma)
Comments