Skip to main content

Mengapa Harus Menghujat, Menjudge atau Berceloteh?

Dari pada kita terus menerus menyibukkan dan melelahkan diri kita dengan mengorek-ngorek atau mencari-cari kesalahan dan kelalaian orang lain, bukankah lebih baik kita berpikir positif? Coba tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, sudah mampukah kita berbuat lebih baik dari orang yang kita korek-korek kesalahannya? Istilahnya, jangan cuma sekedar bisa mencari-cari kesalahan orang lain. Apakah kita sudah lebih baik darinya, sama dengannya atau lebih buruk darinya? Mampukah kita berbuat seperti dia, sebaik dia, atau lebih baik dari dia? Dan kalaupun ternyata kita memang mampu berbuat lebih baik dari pada orang yang kita cari-cari kesalahannya, maka bersyukurlah. Tapi saya yakin orang baik tidak akan mempunyai pikiran senegatif itu.
Saat seseorang melakukan sesuatu yang benar-benar buruk, ketahuilah bahwa orang tersebut memiliki alasan tersendiri. Misalnya dalam sebuah perceraian, kadang kita berada dalam posisi yang bingung apakah harus menilai orang itu salah atau tidak. Yang jelas, kita hanya bisa melihat dia sebagai sosok yang tak sempurna dan kita pun sama tidak sempurnanya dengan mereka. Ingat, kalau perlu dicatat bahwa kita juga manusia biasa sama seperti dia.
Coba deh bayangkan bila kita berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dan orang menjudge kita tanpa tahu alasan kita yang sebenarnya. Pasti tidak menyenangkan bukan? Kita juga tidak mungkin melakukan penjelasan secara personal kepada mereka satu per satu. Yang ada malah bikin capek dan menimbulkan pertanyaan baru. Jadi plissss deh, jangan pernah terburu-buru menjudge orang lain dengan begitu mudah.
Bagaimana jika sebenarnya kita tidak tahu fakta di balik sebuah kejadian. Jadi apa yang kita lihat belum tentu merupakan hal yang sebenarnya. Bisa saja itu hanya merupakan sebuah pencitraan. Misalnya dalam sebuah situasi perselingkuhan. Belum tentu si penyelingkuh salah dan belum tentu yang diselingkuhi adalah pihak yang benar. Tengsin dong ya.. kalau nggak tahu apa-apa jangan sembarangan judge orang, tau-taunya ternyata salah sasaran. Malu sendiri maki!
Aneh kan, umur sudah tua tapi perilaku masih kayak anak ingusan. Sedikit-sedikit tak saling menyapa (komunikasi terputus) kayak anak SD bukan? Apalagi kalau tuh mulut sudah berceloteh (merasa paling benar) kayak ngak pernah kenal pendidikan. hehehe! Semoga kita bukan orang yang seperti itu.

(Fitriani Ulma)

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku MELAWAN TAKDIR Karya Prof. Hamdan Juhanis

Melawan Takdir. Adalah  buku Otobiografi motivasi Hamdan Juhannis, dosen sekalgius professor termuda di Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudddin Makassar. Terbit pertama kali pada Juli 2013 hingga pada cetakannya yang keenam November 2013, Melawan Takdir bukanlah karya tulis pertama yang berhasil diterbitkan dari  seorang yang resmi menyandang gelar  professor atau guru besarnya pada usia 37 tahun itu. Jauh sebelum menulis otobiografi motivasi tersebut, ayah dari dua orang putri ini  telah aktif menulis berbagai opini yang dimuat di surat kabar. Prof. Hamdan Juhannis adalah seorang Profesor termuda. Dia enerjik, bugis humoris, dan pandai beretorika. Mungkin ini warisan dari Almarhum Ayahnya yang berprofesi sebagai penjual obat keliling. Dalam bukunya itu menceritakan perjalanan hidup seorang anak yatim miskin dari pedalaman Bone Sulawesi Selatan sampai mendapat gelar Ph.D di Australian National University (ANU), Canberra. ANU adalah universitas yang paling b...

Resensi Film I'm Not Stupid

I’m Not Stupid adalah sebuah film yang menceritakan tentang anak remaja yang sedang menjalani kehidupan dengan bakat yang dimilikinya akan tetapi keadaan lingkungan baik itu lingkungan keluarga dan sekolah yang seolah-olah tidak mendukung mereka. Dan film ini juga khusus ditujukan kepada orang tua yang memiliki kesibukan masing-masing demi mendapatkan kekayaan yang berlimpah serta kepada orang tua yang mendidik anaknya secara fisik.   KELUARGA PERTAMA:   Tom diperankan oleh ( Shawn Lee ) dan Jerry di perankan oleh ( Ashley Leong ) berasal dari keluarga yang berada atau keluarga yang kaya dan serba berkecukupan , namun kedua orang tua mereka adalah orang tua yang   begitu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing,   sehingga orang tua tidak memiliki waktu buat anak-anak mereka sedikit pun bahkan untuk berkomunikasi pun sangat susah, bagaikan sebuah penjara dalam keluarga dengan mulut serba tertutup, tidak punya kesempatan untuk berkata apa pun, bahkan wak...

Cara Mempelajari Tingkah Laku

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat allah swt. Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami bisa menyelesaika tugas yang diberikan kepada kelompok kami yaitu pembuatan MAKALAH   yang sekaligus dipresentasikan di depan teman-teman . Psikologi perkembangan kadang-kadang disebut juga psikologi anak atau psikologi genetic. Tingkah laku seorang dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan memerhatikan, menghayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwan. Merupakan suatu harakan kami, semoga makalah kami dapat membrikan manfaat bagi kita semua, dan semoga apa yang menjadi kelebihan dalam diri kita masing-masing sekiranya bisa kita kembangkan lagi, atas kekurangan dan kesalahan kami dalam menyusun makalah ini kami aturkan minta maaf sebesar-besarnya. Samata,   12 -   November - 201 3                 ...